Minggu, 01 Mei 2011

askep malaria


BAB II
PEMBAHASAN

Ø     Pengertian malaria
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik,disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam,anemia,dan splenomegali.Malaria juga merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus plasmodium yang dapat di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopeles.

Ø     Penyebab malaria
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies , yaitu plasmodium vivax(malaria tertiana), plasmodium falciparum (malaria tropika) ,plasmodium malariae (malaria kwartana), dan plasmodium ovale(malaria ovale). Malaria juga melibatkan hospes perantara , yaitu manusia maupun vetebrata lainnya, dan hospes definitif, yaitu nyamuk Anopeles.

Ø     Gejala malaria
Pada anamnesis dinyatakan gejala penyakit dan riwayat bepergian ke daerah endemik malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah :
1.      Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang  (sporulasi). Pada malaria tertianan (P.vivax dan P.ovale). pematangan skozon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke- 3 , sedangkan malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan peridiositas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium , yaitu mengigil (15 menit-1 jam), puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.
2.      Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti,menghitam, dan menjadi keras karena timbulnya pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
3.      Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P.falsiparum. anemia disebabkan oleh;
a.       Pengahncuran eritrosit yang berlebihan
b.      Eritrosit normal tidak dapat hidup lama(reduced survival time)
c.       Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang(deseritropoesis).
4.      Ikterus
Ikterus disebabkan karena hemolisis dan ganguan hepar.
Malaria laten adalah masa pasien diluar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama.Relaps dapat bersifat :
a.       Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
b.      Relaps jangka panjang (rekurens) , dapat mncul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke darah dan berkembangbang-biak.

Ø     Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk melihat keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti trofozoit yang berbentuk cincin.

Ø     Penatalaksanaan
Obat malaria terdiri dari 5 jenis , antara lain:
1.      Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil,pirimetamin.
2.      Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin.
3.      Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit , yaitu kina,klorokuin, dan amodiakuin.
4.      Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk P.vivax, P. Malariae, P.ovale adalah kina , klorokuin , dan amodiakuin.
5.      Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk anopeles , yaitu primakuin dan proguanil.
Penggunaan obat antimalaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja tetapi juga termasuk :
1.      pengobatan pencegahan (profilaksis) bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat diperoleh dengan pemberian terapi jenis ini pasa infeksi malaria oleh P.falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.
2.      pengobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis skizontisid.
3.      pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegak infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat anti malaria yang dapat digunakan seperti jenis gamestosid atau sporontosid.

Ø     Patogenesis
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopeles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vetebra termasuk manusia.


a.       Fase Aseksual
Fase aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah masuk ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit proses ini disebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah, disebut sppolurasi. Pada P.vivax dan P. Ovale, sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
      Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara pemulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ inkubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.

b.   Fase seksual
      Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

Patogenesis malaria ada 2 cara:
1.      Alami, melalui gigitan nyamuk ketubuh manusia,
2.      Induksi , jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk kedalam darah manusia melalui transfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).


BAB III
PENUTUP


Ø     Kesimpulan
Jadi, penyakit malaria merupakan suatu penyakit yang sangat menular dan bisa menjadi berbahaya apabila penanganannya tidak tepat. maka dari itu harus mencegah malaria agar tidak menular ke orang lain. Dan apabila sudah terjangkit malaria secepatnya di bawa ke rumah sakit agar penangannannya bisa di maksimalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar