Minggu, 01 Mei 2011

NEBULIZER


1. Pengertian Nebulizer
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.
1. Tujuan pemberian Nebulizer
Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/ menghilang.
3obat-obat Nebulizer:
  1. Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
    1. Nacl : mengencerkan dahak
    2. Bisolvon cair : mengencerkan dahak
    3. Atroven : melonggarkan saluran napas
    4. Berotex : melonggarkan saluran napas
    5. Inflamid :untuk anti radang
    6. Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas
    7. Meptin : melonggarkan saluran napas.
Kombinasi yang dianjurkan:
  • Bisolvon-Berotec-Nacl
  • Pulmicort-Nacl
  • Combivent-Nacl
  • Atroven-Bisolvon-Nacl
2. Indikasi dan kontraindikasi Nebulizer:
  • Indikasi Nebulizer:
Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran pernapasan.
  • Kontraindikasi Nebulizer:
Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung.
5.   Macam-macam Nebulizer:
  • § Nebulizer mini
Adalah alat genggam yang menyemburkan medikasi atau agens pelembab, seperti agans bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya kedalam paru-paru ketika pasien menghirup napas.
  • § Nebulizer nebulizer jet-aerosol
menggunakan gas bawah tekanan
  • § Nebulizer ultrasonik
menggunakan getaran frekuensi-tinggi untuk memecah air atau obat    menjadi tetesan atau partikel halus.
6. Cara pemberian Nebulizer
a.  Persiapan alat :
1)      Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier
2)      Masker Nebulizer
3)      Obat yang akan diberikan
4)      Spuit 2 cc (sesuai dengan jumlah obat yang diberikan)
5)      Alat tulis
b.  Persiapan pasien :
  • Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
    • Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien dan memasang  sampiran
c. Langkah- langkah :
  • Memberi posisi yang nyaman pada klien
  • Mengontrol flowmeter dan humidifier
    • § Mencuci tangan
      • Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen k/p dengan               selang penghubung
    • § Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik
      • Menghisap obat sesuai instruksi medik dan memasukkannya ke dalam tabung masker nebulizer
    • § Memasang masker sesuai wajah klien
    • § Mengalirkan oksigen sesuai indikasi medik
    • § Mengevaluasi respon klien (pola napas)
    • § Merapihkan pasien
    • § Cuci tangan
    • § Dokumentasi
-          Jenis obat dan jumlah liter oksigen yang diberikan
-          Waktu pemberian
-          Reaksi pasien
d. Sikap
  • Teliti
  • Sabar
  • Hati-hati
  • Tanggap terhadap reaksi pasien






























tekhnik Pengambilan sample darah :
1.Bentangkan duk pengalas.
2.Letakkan botol infus
3.Tangan pasien diletakkan diatas botol infus, dengan sendi melipat kebelakang.
4.Sedot heparin cair sebanyak 1 cc dan kmudian keluarkan. Heparin hanya membasahi dinding disposible. Tidak ada sisa o,1 cc dalam disposible, kecuali yang ada didalam jarum.
5.Raba Nadi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
6.Pastikan tempat dari nadi yang diraba.
7.Desinfeksi daerah tersebut
8.Desinfeksi kedua jari
9.Pegang disposible seperti memegang pensil.
10.Raba kembali Nadi dengan menggunakan kedua yang telah didesinfeksi
11.Tusukan jarum diantara kedsua jari dengan sudut 45 drajat mengarah ke jantung.
12.Biarkan Darah sendiiri mengalir ke dalam jarum. Jangan diaspirasi.
13.Cabut jarum dan tusukkan pada karet penutup.
14.Tekan daerah penusukan dengan menggunakan kapas betadine selama 5 menit.
15.Beri etiket dan bawa ke laboraotirum.





























Lampiran 3. Prosedur Pengambilan Darah Vena
Alat :
Spuit disposible 10 ml
Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb
Torniquet (alat ikat pembendungan)
Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum
Sentrifuge (pemusing untuk memisahkan serum)
Kotak pendingin untuk membawa darah dan serum
Aluminium foil (kertas aluminium)
Bahan :
Antikoagulan EDTA
Kapas alkohol 70%
Air bebas ion dan larutan HNO3
Cara Pengambilan Darah :
_ Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9.00 –
12.00.
_ Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
kering.
_ Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik.
_ Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
_ Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden
diminta
untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas
terlihat.
_Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara berputar
dari dalam keluar.
_ Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
_ Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan
jarum menghadap keatas.
_ Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar menghadap
kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka kepalan
tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.
_ Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang
penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).
_ Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar
darah lagi.
_ Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.











A. Pendahuluan
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metode. Salah satu metode yang paling diyakini dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pembacaan sediaan darah malaria.
Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal. Guna membuat sediaan darah ini cukup diambil sample darah tepi karena jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit.

Kehandalan teknisi laboratorium menjadi prasyarat utama dalam rangka memperoleh hasil yang akurat dalam pembacaan sediaan malaria.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis parasit yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan mengenal berbagai teknik pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa infeksi parasit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat membuat sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal untuk pemeriksaan malaria.

C. Alat dan Bahan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup, obyek glass, blood lancet, pipet tetes, larutan Giemsa, buku kerja dan pensil warna. Sedangkan sample pemeriksaan berupa darah tepi yang diambil dari jari tangan.

D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan sample darah.
2. Ujung jari yang akan diambil darahnya, hendaknya diremas/diurut lebih dahulu untuk mengumpulkan darah ke ujung jari.
3. Usaplah ujung jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70 % dan biarkan kering angin (jangan ditiup).
4. Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet steril.
5. Teteskan darah yang keluar pada obyek glass. Upayakan pada minimal 2 buah obyek glass (satu untuk sediaan tipis satu lagi untuk sediaan tetes tebal)
6. Usaplah bekas tusukan lancet menggunakan kapas kering.
7. Untuk sediaan darah tipis lakukan penggeseran darah pada obyek glass tersebut menggunakan deck glass atau obyek glass lain, sedangkan untuk sediaan darah tebal, lebarkanlah sampel darah kira-kira selebar 1,5 cm. Keringkanlah di udara.
8. Lakukanlah pewarnaan dengan larutan Giemsa 1 : 9, selama kurang lebih 5 – 10 menit. (Pada sediaan darah tipis, sebelum diwarnai hendaknya dilakukan fiksasi menggunakan larutan methanol selama 1 menit. Sedangkan pada sediaan darah tebal hendaknya dilakukan proses hemolisis sampai sempurna sebelum diwarnai).
9. Setelah sediaan kering, dilakukan pembacaan dengan perbesaran obyektif 100 kali menggunakan imersion oil.

E. Hasil Pengamatan
Hasil pembacaan sediaan darah tipis, parasit Plasmodium akan berada di dalam eritrosit, sedangkan pada sediaan darah tebal yang sudah mengalami hemolisis, parasit Plasmodium tidak lagi tampak di dalam eritrosit.
Hasil pembacaan dilaporkan dalam jenis dan stadium yang ditemukan tetapi tidak perlu dilakukan penghitungan parasit.

F. Kesimpulan
 Untuk dapat menemukan parasit secara cepat hendaknya dipilih sediaan
q darah tebal. Kelemahan dari sediaan ini adalah bentuk parasit yang kurang lengkap morfologinya.
 Sediaan darah tipis dapat dipilih apabila menhendaki bentuk parasit
q yang utuh dan sempurna morfologinya, namun sediaan ini memberikan kemungkinan ditemukan parasit lebih kecil mengingat volume darah yang digunakan relatif sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar