Minggu, 01 Mei 2011

EKG DAN CARA PEMASANGANNYA


BAB I

PENDAHULUAN




I.1. Latar belakang teori
Pada saat jantung  berdenyut, potensial listrik dipancarkan ke seluruh tubuh. Hipotesa Einthoven mengatakan bahwa jantung sebagai sumber potensial listrik terletak dilengan tubuh, seluruh organ dan cair tubuh dianggap merupakan konduktor listrik yang baik dan mempunyai tahanan yang sama. Lengan kiri, lengan kanan dan tungkai kiri terletak sama jauh terhadap sumber listrik. Perubahan potensial yang terjadi dapat dicatat dari permukaan tubuh. Hasil pencatatan potensial listrik tersebut disebut sebagai Elektrokardiogram (EKG).
Pada EKG terdapat 12 sandapan konvensional, yaitu:
1. Bipoler     :  Lead I , II, III.
2. Unipoler   :  aVR, aVL, aVF,V1, V2, V3, V4, V5, V6.

·   Sandapan Bipoler (Sandapan Standar)
Mencatat  beda potensial pada dua titik. Jantung dan extrimitas terletak dalam satu bidang frontal. Dalam sandapan standar digunakan istilah:
1. L1= Sandapan I: mencatat perbedaan potensial antara lengan kiri dan lengan   kanan. Elektrode positif di lengan kiri elektrode negatif di lengan kanan.
2. L2= Sandapan II:  Elektrode positif di kaki kiri, elektrode negatif di lengan kanan.
3. L3= Sandapan III: Elektrode positif di kaki kiri, elektrode negatif di lengan kiri. 

·   Sandapan Unipoler
a. Augmented Unipolar Limb Leads
Sandapan unipolar mencatat besarnya potensial yang terjadi di tempat itu. Elektrode negatif dihubungkan pada Central Terminal, sedang elektroda positif diletakkan pada ekstrimitas, sebagai berikut : aVR diletakkan pada lengan kanan, aVL diletakkan pada lengan kiri sadangkan aVF pada tungkai kiri. 

b.                         Precordial Leads
Sandapan unipolar juga dipakai dalam precordial leads yaitu untuk mengetahui perubahan potensial jantung dalam bidang horizontal.
V1   :  Pada ruang antar costa ke empat di sebelah kanan sternum.
V2   :  Pada ruang antar costa ke empat di sebelah kiri sternum.
V3   :  antara V2 dan V4
V4   :  Pada ruang antar costa ke lima pada garis medio clavicular.
V5   :  di left anterior axillary line setinggi V4.
V6   :  di left mid axillary line setinggi V4
Bila diperlukan, dilakukan pencatatan dada bagian kanan. Lokasi elektroda identik dengan bagian kiri, sedangkan simbol yang dipakai ditambah dengan R, umpama V1R, V2R, dst
I.2. Masalah
1.      Bagaimana cara penggunaan elektrokardiogaf?
2.      Bagaimanakah gambaran elektrokardiogram normal?
3.      Kelainan-kelainan apa saja yang dapat dipantau dari analisis hasil EKG?

I.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara penggunaan dan cara merekam elektrokardiografi.
2.      Untuk mengetahui irama jantung, frekuensi jantung, hantaran impuls, besarnya voltage gelombang impuls, serta posisi jantung pada bidang frontal dan horizontal.
3.      Untuk mengetahui kondisi elekrokardogram yang benar.
4.      Untuk mengetahui kelainan- kelainanyang dapat dipantau dari analisis hasil EKG.

















BAB II
METODE KERJA


II.1. Alat dan Bahan
1.Elektrokardiograf,
2.Kertas EKG
3.Pasta elektroda
4.Kapas / Tissue
5.Tempat tidur

II.2. Tata Kerja
1.Persiapan alat Elektrokardiograf.
Lakukan standardisasi sebelum dan setelah dilakukan pencatatan EKG. Hubungkan kabel penghubung antara EKG dan arus listrik umum. Pasang kabel arde(grounding) dan jepitan pada kran logam / arde.

2.Persiapan penderita.
a.Orang coba diharuskan berbaring tenang diatas dipan periksa. Aktivitas otot lainnya akan menyebabkan gangguan dari EKG. Baju dan kaos dilepas.
b.                        Bersihkan dengan kapas alkohol bagian ventral kedua lengan bawah didekat pergelangan tangan. Dan bagian ventero medial kedua tungkai bawah didekat pergelangan kaki. Berikan pasta elektroda secukupnya diberbagai tempat tersebut, kemudian pasang elektrodanya.
c. Hubungkan kabel yang berasal dari elektrokardiograf  dengan masing-masing elektrodanya, yaitu kabel : RA, LA, RF dan LF, masing-masing dengan elektroda di lengan  kanan, lengan kiri, tungkai kanan dan tungkai kiri. Hubungkan juga elektroda pada dinding dada sesuai dengan petunjuk tersebut di atas. Periksa tombol pengatur keepatan kertas, ada 2 pilihan yaitu 25 mm/detik dan 50 mm/detik. Pencatatan siap dimulai.
d.                        Tekan tombol power pada EKG diletakkan pada kedudukan “ON”.
e. Kerjakan standardisasi yang telah diatur. Perangsangan pada tombol standardisasi sebesar 1 mV (setinggi 10 mm). Pencatatan segera dimulai.
f. Setiap pencatatan, dikerjakan minimal 3 siklus jantung, kecuali pada L2 minimal harus dikerjakan 6 siklus jantung (5 R-R interval). Satu siklus terdiri atas gelombang P, Q, R, S, T.












































BAB III
HASIL PENGAMATAN REKAMAN EKG


PADA LEAD II : ( WAKTU)
R-R interval rata-rata   = 5R-R    =  5´18 = 18 mm  = 0,72 det.
                                            5              5
PR interval                   =  4 mm  =  0,16 det.
PR segmen                   =  2 mm  =  0,08 det.
QT interval                   =  9 mm  =  0,36 det. 
ST segmen                    =  3 mm  =  0,12 det.
QRS kompleks              =  3 mm  =  0,12 det.

BESAR VOLTAGE  :


       P
       Q
       R
       S
      T
QRS kompleks
LEAD  I   
  1 mm
0,1 mv
   1 mm
0,1 mv
10 mm
  1 mv
   2 mm
0,2 mv
   3 mm
0,3 mv
      13 mm
      1,3 mv
LEAD  II
  1 mm
0,1 mv
   1 mm
0,1 mv
   8 mm
0,8 mv
   3 mm
0,3 mv
   3 mm
0,3 mv
       10 mm
         1 mv
LEAD  III
  1 mm
0,1 mv
   3 mm
0,3 mv
   6 mm
0,6 mv
   2 mm
0,2 mv
  1 mm
0,1 mv
         7 mm
      0,7 mv

























BAB IV
    PEMBAHASAN


IV.1. Diskusi Hasil
Eletrokardiogam normal umumnya terdiri dari gelombang P, QRS kompleks yang terdiri dari gelombang Q, R dan S, dan gelombang T.
*  Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi.
*  QRS kompleks disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Potensial aksi yang berlangsung pada otot ventrikel memperlihatkan depolarisasi yang cepat.
*   Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel mengalami repolarisasi (kembali dari keadaan depolarisas). Gelombang T dalam elektrokardiografi ini positif karena arah arus listrik yang dominan melalui jantung selama repolarisasi ventrikel adalah basis menuju apex yang sama dengan arah aliran listrik yang dominan selama depolarisasi.
Selain ketiga gelombang diatas masih ada lagi hasil perekaman  dari elektrokardiogram, yaitu :
·   PQ interval : Jangka waktu diantara permulaan gelombang P dengan permulaan QRS kompleks, yaitu interval diantara permulaan kontraksi atrium dan permulaan kontraksi ventrikel. Kadang juga disebut sebagai PR interval.
·   QT interval : Kontraksi ventrikel pada dasarnya berlangsung diantara permulaan gelombang Q dan akhir gelombang T.
Potensial listrik dikatakan normal bila memenuhi hukum Einthoven:
                                           L2 = L1 + L3
Posisi jantung dapat diketahui dengan analisis vektor di bidang vertikal, horizontal dan sagital.

IV.2. Diskusi Pertanyaan
1.Tentukan irama jantung, reguler atau ireguler, normal atau tidak.
Berdasarkan rekaman EKG yang kami peroleh irama jantungnya reguler dan berada dalam keadaan normal.
2.Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan R-R interval. Apakah dalam batas normal?
Frekuensi denyut jantung per menit = 1500  = 83 (masih dalam batas normal)
                                                              
                                                               18
3.Dari hantaran II hitunglah lamanya PR interval, QRS kompleks dan QT interval. Apakah terdapat kelainan?
a. PR interval rata-rata = 4 mm
   Lama PR interval = 4 ´ 0,04 = 0,16 detik(normal)
Batas normal = 0,12- 0,2 detik
b.QRS kompleks rata –rata = 3 mm
Lama QRS kompleks = 3 ´ 0,04 = 0,12 detik (normal)
Batas normal=<0.12 detik
c. QT interval rata- rata = 9 mm
Lama QT inteval  = 9 ´ 0,04 =0,36 detik

4.Hitunglah besar voltage puncak P, Q, R, S dan T pada hantaran I, II dan III serta pada sandapan precordial. Apakah terdapat kelainan?


       P
       Q
       R
       S
      T
LEAD  I   
     0,1 
     0,1
       1
     0,2
    0,3
LEAD  II
     0,1
     0,1
    0,8
     0,3
    0,3
LEAD  III
     0,1
     0,3
    0,6
     0,2
    0,1
V1





V2





V3





V4





V5





V6






·   Harga normal pada sandapan standard adalah :
¨      Q + R +S  =  ± 1 mV
¨      P               =  0,1 – 0,3 mV
¨      T               =  0,2 – 0,3 mV
Dari hasil yang didapat, besar voltage  P, Q, R, S, T manusia coba pada Lead I dan Lead II adalah normal, sadangkan pada Lead III tergolong tidak normal.    
·   Pada V1 –V6, harga normal Q + R + S < 4 mV
Hasil yang didapatkan :


Berdasarkan perbandingan diatas, besar voltage P, Q, R, S dan T orang coba pada
 
Q + R + S
V1

V2

V3

V4

V5

V6


5.Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks II = I + III
QRS kompleks  : LI    ® R- (Q + S) = 1-(0,1+0,2)= 0,7 mV
                            LII   ® R- (Q + S) = 0,8-(0,1+0,3) = 0,4 mV
                            LIII ® R- (Q + S) = 0,6-(0,3+0,2) = 0,1 mV
Jadi LI + LIII = LII   ® 0.7 + 0,1 = 0,8 (nilai  yang kami dapat tidak sesuai dengan hokum Einthoven yaitu 0,4 pada LII).
6.Tentukan  axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal).





7.Lihatlah rekaman pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horizontal), apakah ada Counter Clock Wise rotation atau Clock Wise rotation?
Rasio R/S  : V1  =                                  V2 =
                    V3  =                                  V4 =
                    V5  =                                  V6 =
                                   V12 =
                                   V34 =
                                   V56 =
Keterangan :
       R/S
Normal
CCWR
CWR
      V12
   <1
     1
  <!
      V34
     1
   >1
  <!
      V56
   >1
   >1
    1

Dari perbandingan terhadap tabl diatas , ternyata jantung mahasiswa coba adalah
Posisi CCWR ini terjadi apabila :
·   Ventrikel  kiri lebih kedepan
·   Ventrikel kanan lebih kebelakang
Jadi jantung berputar berlawanan arah jarum jam.
Hal ini dapat disebabkan karena :
·   Keturunan
·   Penebalanpada dinding ventrikel kanan
8.Bagaimana kesimpulan elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal?
·   Frekuensi jantung orang coba = 83 kali / menit, termasuk dalam batas normal, yaitu 60 – 100 kali.
·   PR interval orang coba = 0,16 detik, termasuk dalam batas normal, yaitu  0,02 –0,2 detik.
·   QRS kompleks orang coba = 0,12 detik, termasuk dalam batas normal, yaitu tidak lebih dari 0,12 detik.
·   QT interval orang coba = 0,36 detik, termasuk dalam batas normal, yaitu 0,31 – 0.41 detik.
·   Besarnya voltage  P, Q, R, S ,dan T pada sandapan standard dan precordial  semuanya menunjukkan keadaan normal.
·   Persamaan Einthoven pada QRS kompleks orang coba tidak terbukti hal ini mungkin disebabkan kesalahan dalam pengukuran dan kesalahan dalam percobaan.
·   Posisi jantung pada orang coba dalam kondisi counter clock wise rotation dimana transitional zone terletak pada V34.
Secara keseluruhan, kondisi jantung orang coba adalah normal.







DAFTAR PUSTAKA


·   Ganong, William F., 1997, Review of Medical Physiology, edisi 13, USA : Prentice Hall International Inc.
·   Guyton, Arthur C., MD, 1996, Fisiologi Kedokteran, edisi 9, Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar